You Are Here: Home - KUPAS - Kajian Sentra dan Desentralisasi


Tren evolusioner utama kita yang terakhir adalah pemusatan kekuatan dan umumnya terjadi pada semua kegiatan yang terencana. Hal itu telah menjadi sesuatu yang biasa dan telah dipelajari oleh ilmuwan sosial. Memang itu mungkin membuktikan proses pembangunan di masa datang dari trend masa lalu atau masa sekarang, meskipun akibatnya sudah dirasakan di Amerika Serikat sejak tahun 1930an.

Proses sentralisasi dalam organisasi sosial melibatkan konvergensi kekuatan sosial dan oleh sebab itu kontrol pada seluruh kegiatan sosial dalam jumlah sedikit pada elit politik dominant sangat diperlukan. Sentralisasi bisa dan benar-benar terjadi di semua bentuk organisasi. Wujudnya bisa berupa asosiasi, jaringan, komunitas, dan khususnya masyarakat. Hal tersebut bisa terjadi dalam organisasi manapun. Kekuatan yang berpusat tersebut dapat dimaknai dengan kekuasaan dalam hirarki organisasi mulai dari yang kuat. Kekuatan elit tentunya dihasilkan dari pemilihan para anggotanya. Maka dari itu kekuatan tersebut tidak berlawanan dengan nilai demokrasi. Namun dalam memutuskan masalah menjadi sesuatu yang sama dengan demokrasi. Kekuasaan terpusat menjadi otokrasi saja bila digunakan untuk kepentingan para elitnya tanpa melihat kepentingan organisasi. Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil para elit atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. Tidak ada hubungan antara sentralisasi dan otokrasi.

Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluruh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat

Kekuasaan terpusat dalam organisasi menjadi bentuk institusi pemerintahan yang pengambilan keputusannya ditentukan untuk organisasi dan kegiatan bersama. Bentuk tersebut bisa berupa “komite pelaksana”, “pengatur utama”, “Kekuatan elite”, “perintah terpusat”, “pemerintahan federal” dalam bentuk tersebut tentunya mendapatkan kontrol dari seluruh bagian organisasi. Kekuatan institusional dalam bentuk pemerintahan tidak selalu terjadi dalam bentuk sederhana pada masyarakat. Misalnya di bawah kekuasaan feudal kekuatan hanya berada pada pemilik tanah tentunya membuat pemerintah formal tidak punya cukup kekuatan. Selama masa industrialisasi, kekuasaan biasanya berada di tangan para pemilik industri dan para manajer yang memberikan pekerjaan pada masyarakat sehingga pemerintah melindungi kepentingan mereka. Dengan sentralisasi kekuasaan, otoritas para pegawai tentunya menjadi sulit terwujud. Kontrol sumber ekonomi menjadi sebuah keharusan bagi organisasi untuk memberikan kesejahteraan pada masyarakat, asosiasi, dan jaringan. Penggunaan kekuatan fisik menjadi hak khusus yang bisa dilakukan oleh polisi dan unit militer kecuali masyarakat sipil. Teknologi modern, akses informasi, dan ide alami dalam organisasi dapat langsung dilakukan oleh kekuatan media komunikasi. Proses sentralisasi bisa terjadi pada seluruh kegiatan dalam organisasi.

Faktor apa saja yang memunculkan trend tersebut dalam masyarakat? Dorongan yang memunculkan sentralisasi, jika tidak langsung berkenaan dengan tingkat dan bentuk yang diambil tentunya akibat dari tiga hal antara lain industrialisasi, urbanisasi, dan birokratisasi. Pertama, tingkat tertinggi pada produktivitas ekonomi diambil oleh industrialisasi yang memunculkan jumlah besar sumber daya baru dalam masyarakat, dan mempermudah manusia untuk mencapai tujuan yang tidak dibayangkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi, pemanfaatan kekuasaan menjadi fenomena sosial yang terus meningkat. Terlebih lagi industrialiasasi, cenderung terpusat pada kekuasaan ekonomi pada sumber daya yang dihasilkan. Pada pabrik modern, beberapa posisi penting mempunyai kekuatan untuk mengatur ribuan pekerja, seperti sumber daya ekonomi pada organisasi. Pengaruh industrialisasi meningkat pada masyarakat dan hanya dikuasai oleh sedikit orang yang disebut kaum elit.

Yang kedua adalah urbanisasi. Hal ini membawa dampak perpindahan penduduk untuk mendapatkan tempat yang lebih baik untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi bersama. Kegiatan tersebut membawa pengaruh bagi anggota keluarga mereka. Masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan perlindungan polisi, transportasi, distribusi makanan, kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, pemanfaatan tanah. Hal tersebut menjadi alasan yang muncul.

Yang ketiga adalah proses birokratisasi yang biasanya terdapat pada masyarakat berjumlah besar, hirarki teratur, dan organisasi terpusat pada kaum dominan. Seperti yang kita ketahui, trend dalam organisasi meningkat secara efisien dan efektif demi tujuan yang diraih tentunya tidak membutuhkan kekuasaan hirarki tersebut, namun semua terjadi karena adanya proses birokratisasi dalam masyarakat.

Sudah saatnya kita berpikir untuk membandingkan antara desentralisasi dan sentralisasi secara berlawanan. Bernarkah mereka berlawanan? Jika benar Amerika Serikat sebagai negara yang menggunakan asosiasi desentralisasi tentunya akan muncul sebagai trend yang berbeda. Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi. Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda.

Memunculkan sebuah analogi dari masa berulang pada konsentrasi dan pembubaran dalam urbanisasi, kita bisa membuat hipotesa yang memunculkan pengertian tentang desentralisasi. Hal ini terjadi pada organisasi dan membuat kekuasaan yang telah tercipta di masyarakat menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Desentralisasi tidak merusak seluruh organisasi atau kekuasaan sosial, namun hanya menyalurkan seluruh bagian dalam organisasi. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.

Sebagai aspek terakhir mengenai diskusi tentang sentralisasi, kita mengambil kutipan dari Robert Michel yaitu teori berkenaan dengan kecenderungan tetap dalam seluruh organisasi berhubungan dengan peraturan oligarki. Beliau berpendapat bahwa oligarki adalah sistem monopoli kekuasaan oleh kelompok kecil, terus-menerus, hanya untuk kelompok Elit. Hal tersebut hampir terjadi di seluruh organisasi. Alasan yang beliau ungkapkan antara lain:

(1) Jumlah besar dan pembagian rumit tentang kepentingan pekerja yang koordinasinya disentralisasi dan regulasinya untuk kegiatan yang efektif.
(2) Pengambilan keputusan kolektif pada masalah organisasi kompleks bisa di ambil sedemikian cepat dan efektif hanya oleh sedikit Kaum Elit.
(3) Wewenang pada posisi kepemimpinan menjadi tidak terabaikan ketika mereka mengembangkan kemampuan dan pengalaman khusus dalam menjalankan organisasi, sehingga para anggota lainnya tidak bisa mengambil alih kekuasaan mereka.
(4) Sepanjang waktu, para pemimpin membangun hak legitimasi mereka untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi sejalan dengan pengaruh jaringan pribadi yang tentunya membuat kekuasaan mereka tak tergantikan.
(5) Para pemimpin berusaha meraih kekuatan kontrol dominan pada finansial organisasi, komunikasi, para agen, dan seterusnya. Semuanya hanya untuk keuntungan mereka saja.
(6) Para pemimpin biasanya lebih bersatu dari pada para anggotanya, dan selanjutnya mereka bisa mengatasi hambatan yang potensial.
(7) Kebanyakan para anggota cenderung menjadi tidak tertarik dan apatis terhadap organisasi dan masalahnya dan mereka sangat senang menyerahkan masalah tersebut kepada pemimpin mereka.

Michels mengadakan tes terhadap tesisnya tentang partai-partai para politikus sosialis di Eropa pada awal abad ke -21. Beliau menganggap oligarki tetap ada dalam bentuk asosiasi yang umumnya berbentuk demokrasi dalam masyarakat kemudian berpengaruh pada organisasi di dalamnya. Slogan yang muncul adalah “Siapa yang mengatakan Sentralisasi, sama juga dengan Oligarki”.

Kekuatan hukum Oligarki tersebut tidak sama seperti yang disampaikan oleh Michel tap hal tersebut sudah menjadi masalah serius yang membuat seluruh organisasi bergantung padanya jika mereka memelihara seluruh aspek demokrasi. Itu mungkin menjadi kritikan terhadap sentralisasi organisasi namun itu juga menjadi sisi yang lain bagi desentralisasi jika kekuasaan tertentu dibatasi. Ada pertanyaan mendasar yang harus kita pecahkan yaitu bagaimana menyediakan kepentingan kepemimpinan terpusat dan keefektifan fungsional dalam organisasi sosial, sementara mempertahankan pembuatan keputusan secara demokratis dan kontrol kekuatan. Untuk sementara kita belum mempunyai solusinya.

Dua tema utama yang kita diskusikan mengenai evolusi sosial dan modernisasi. Pertama trend sejarah industrialisasi, urbanisasi, birokratisasi, dan sentralisasi sangat berkaitan. Ketika proses industrialisasi berkembang di masyarakat, pembangunan hampir menjadi tak terelakkan. Tak ada fenomena tersebut yang berada di bawah kontrol manusia, dan kita setidaknya hanya bisa merencanakan dan mengarahkannya sesuai dengan kehendak kita. Tapi hal tersebut tidak diragukan terdapat campur tangan manusia dalam proses modernisasi.

Tema kedua menjadi ide tentang trend industrialisasi, urbanisasi, birokrasi, dan sentralisasi adalah berhubungan dengan perubahan utama yang terjadi dalam kehidupan sosial. Meskipu kita tidak mengesampingkan faktor lain yang mempengaruhi yaitu keluarga, pendidikan, agama, stratifikasi sosial, ras, hukum, pemerintahan, komunikasi, transportasi, atau hiburan. Semua hal tersebut menjadi bagian dari modernisasi masyarakat yang mempengaruhi evolusi sosial belakangan ini. Masalah utama dalam penelitian sosiologi adalah semua hal tersebut menjadi faktor-faktor di berbagai masyarakat yang secara langsung hasil dari proses modernisasi.

Jika tren industrialisasi, urbanisasi, birokratisasi, dan sentralisasi menjadi masalah utama dalam menciptakan berbagai bentuk masyarakat modern yang lambat laun meluas dewasa ini. Apa saja yang menjadi menjadi pemicu evolusi sosial? Pada bab selanjutnya kita akan mendapatkan beberapa model berbeda yang mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Tags: KUPAS
mohon maaf kami sedang melakukan perbaikan, silahkan hubungi kami jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut